Makassar, garisspirits.com/ – Aksi unjuk rasa yang berlangsung di Kota Makassar pada 29 Agustus 2025 berujung tragis setelah massa membakar gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar di Jalan AP Pettarani. Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi kerusuhan ketika massa menyerbu kantor dewan usai memprotes kebijakan kenaikan tunjangan DPR dan menuntut keadilan atas insiden penabrakan seorang ojek online. Situasi memanas dan massa mulai membakar kendaraan serta merusak berbagai fasilitas.
Kekacauan dimulai ketika para pengunjuk rasa mendobrak pagar dan masuk ke area parkir kantor DPRD. Sebanyak 67 mobil dan 15 sepeda motor yang terparkir di lokasi hangus terbakar, bersama dengan bagian-bagian gedung seperti pintu, kaca, ruang sidang, dan fasilitas penunjang lainnya. Bahkan, beberapa mesin ATM di sekitar lokasi dijarah dan dibakar oleh massa. Api dengan cepat meluas ke seluruh bagian bangunan, menghanguskan hampir seluruh isi gedung.
Peristiwa ini memakan korban jiwa. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia, yaitu Sarinawati (26) dan Abay (30), keduanya staf DPRD Makassar, serta Syaiful (43), staf Kecamatan Ujung Tanah. Selain korban tewas, beberapa orang juga mengalami luka-luka akibat terjebak dalam gedung yang terbakar atau melompat dari lantai atas demi menyelamatkan diri. Tim medis dan petugas pemadam kebakaran baru dapat mengendalikan api beberapa jam setelah kejadian.
Kerugian material akibat insiden ini sangat besar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar memperkirakan total 82 kendaraan hangus terbakar, dengan estimasi kerugian mencapai sekitar Rp253,4 miliar. Belum termasuk kerusakan pada fasilitas gedung DPRD, dokumen penting yang ikut terbakar, dan peralatan kerja yang musnah. Proses pendataan kerugian masih berlangsung hingga saat ini.
Kerusuhan terjadi saat berlangsungnya rapat paripurna pembahasan APBD Perubahan yang dihadiri Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin. Ketika situasi memburuk, Wali Kota berhasil dievakuasi keluar dari gedung. Namun, minimnya pengamanan membuat massa dengan mudah masuk ke dalam area kantor dewan. Beberapa anggota DPR dan pegawai berhasil menyelamatkan diri, namun banyak yang terjebak di dalam saat api mulai membesar.
Pemerintah Kota Makassar bersama aparat kepolisian kini tengah menyelidiki penyebab pasti serta pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kerusuhan ini. Kapolrestabes Makassar telah membentuk tim khusus untuk menangkap pelaku utama pembakaran dan penjarahan. Sementara itu, BPBD dan Dinas Sosial terus bekerja melakukan pemulihan pascakejadian. Pemerintah daerah mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak terprovokasi, dan menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang.